Kamis, 25 November 2010

LABA-LABA


Di suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah
taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan
frustasi yang menggantung disana. Dia sebentar berjalan dengan langkah
gontai dan kepala tertunduk lesu, sebentar terduduk dan menghela napas
panjang, kegiatan itu diulang berkali-kali seakan dia tidak tahu apa yang
hendak dilakukannya. Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku
pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara
ranting sebatang pohon tempat dia duduk sambil melamun. Dengan
perasaan iseng dan kesal diambilnya sebatang ranting dan segera sarang
laba-laba itupun menjadi korban kejengkelan dan keisengannya, dirusak
tanpa ampun. Perhatiannya teralih sementara untuk mengamati ulah si
laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira Apa yang akan dikerjakan
laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah labalaba
akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di
tempat lain? Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu
yang lama. Karena si laba-laba kembali ke tempatnya semula, mulai
mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat, setiap
helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan
hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.Setelah
menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat
penuh memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si
pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk
kedua kalinya. Dengan perasaan puas dan ingin tahu, diamati ulah si
laba-laba, apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah pengrusakan
sarang kedua kalinya? Ternyata untuk ketiga kalinya, laba-laba
mengulangi kegiatannya, kembali memulai dari awal dengan
bersemangat merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang
yang dihasilkan dari tubuhnya, memintal membuat sarang sedikit demi
sedikit. Melihat dan mengamati ulah laba-laba, membangun sarang yang
telah hancur untuk ke tigakalinya, saat itulah si pemuda mendadak
sontak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak
dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya
kembali. dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, Semangat binatang
kecil sungguh luar biasa!! Hal itu menimbulkan perasaan malu Si
pemuda. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu, dengan
hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali
kegagalan! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun
berjanji dalam hati : Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena
telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi ! berjuang
dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang
menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun
sarangnya kembali dari setiap kehancuran! Kegagalan bukan berarti kita
harus menyerah apalagi putus asa, kegagalan itu berarti kita harus
introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin, selama kita
masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk di capai, tidak pantas
kita patah semangat ditengah jalan, karena dalam kenyataannya , tidak
ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan. Jangan takut
gagal!

1 komentar: